MURASAKI Adi Rara Kuyana, 19 Desember 1995. KIR KREASI PESONA REMAJA SMA N 1 PURBOLINGGO

Friday, October 11, 2013

HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA

TUGAS INDIVIDU
HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA




Nama            : Adi Rara Kuyana
NPM           : 1313053005
Semester     : I A




Mata Kuliah        : Dasar – Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu          : Dr. Hi. Darsono, M.Pd





http://staff.unila.ac.id/janter/files/2012/05/logo-unila-bw.jpg







PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013

KATA  PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia dan Pengembangannya” ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini memuat tentang “Hakikat Manusia dan Pengembangannya”. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd. selaku Dosen Mata Kulaih Dasar - Dasar    Pendidikan   yang telah memberikan masukan dalam penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua kami, serta rekan rekan mahasiswa yang telah memberikaan semangat, ide dan bantuannya sehingga penyusun dapat menylesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan manfaat yang lebih luas kepada pembaca. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak memerlukan perbaikan. Untuk itu mohon saran dan kritiknya. Terima kasih.



     Metro, 14 september 2013

                                                                             
                                                                              Penyusun




DAFTAR ISI


   Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................        1
KATA PENGANTAR .............................................................................        2
DAFTAR ISI .............................................................................................        3
BAB I PENDAHULUAN
A.                       Latar Belakang  Masalah.................................................................      4
B.                       Rumusan Masalah  .........................................................................      4
C.                       Tujuan  Penulisan............................................................................      4
BAB II PEMBAHASAN 
A.             Pengertian Sifat Hakikat Manusia...................................................      5
B.     ...... Dimensi-Dimensi Hakekat Manusia.................................................       6
C.              Pengembangan Dimensi - Dimensi Hakikat Manusia………….....       8
D.             Sosok Manusia Seutuhnya...............................................................      9
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan................................................................................    10
2.      Saran .........................................................................................    10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................    11












BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sasaran pendidikan adalah manusia, oleh karena itu seorang pendidik haruslah memiliki gambaran yang jelas tentang siapa manusia itu sebenarnya. Manusia adalah mahluk Tuhan yang paling sempurna yang memiliki ciri khas yang secara prinsipiil bereda dari hewan.
Ciri khas manusia yang membedakan dengan hewan ialah hakikat manusia. Disebut hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki manusia dan tidak dimiliki hewan.
Dengan pemahaman yang jelas tentang hakikat manusia maka seorang pendidik diharapan dapat membuat peta karakteristik manusia, sebagai acuan baginya dalam bersikap, menyusun strategi, metode, dan teknik.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang  dimaksud sifat hakekat manusia?
2.      Apa saja yang di sebut sebagai dimensi hakekat manusia?
3.      Bagaimana mengembangkan dimensi hakekat manusia?
4.      Bagaimanakah sosok gambaran manusia seutuhnya?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah dasar-dasar pendidikan.
2.      Untuk mengenal lebih dalam tentang sifat hakikat manusia
3.      Untuk memhami dimensi-dimensi hakikat manusia
4.      Untuk memahami bagaimana pengembangan dimensi hakikat manusia
5.      Untuk mengenal sosok manusia seutuhnya







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sifat Hakikat Manusia
            Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia dengan hewan meskipun antara manusia dan hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologisnya. Kesamaan secara biologis ini misalnya adanya kesamaan bentuk (misalnya kera), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan dan menyusui anak, pemakan segalanya, dan adanya persamaan metabolisme dengan manusia. Bahkan beberapa filosof seperti Socrates menamakan manusia itu zoon politicon (hewan yang bermasyarakat), Max Scheller menggambarkan manusia sebagai das kranke tieri (hewan yang sakit) (Drijakara, 1962:138).
            Kenyataan dalam pernyataan tersebut dapat menimbulkan kesan yang keliru, mengira bahwa manusia dan hewan hanya berbeda secara gradual, yaitu suatu perbedaan yang melalui rekayasa dapat dibuat menjadi sama keadaannya, misalnya air karena perubahan temperatur lalu menjadi es batu. Seolah-olah dengan kemahiran rekayasa pendidikan, orang hutan, misalnya, dapat dijadikan manusia. Upaya manusia untuk mendapatkan keterangan bahwa hewan tidak identik dengan manusia telah ditemukan. Charles Darwin dengan teori evolusinya telah berjuang untuk menemukan bahwa manusia berasal dari kera, tetapi temuannya ini ternyata gagal. Ada misteri yang dianggap menjembatani proses perubahan dari kera ke manusia yang tidak sanggup diungkapkan yang disebut the missing link, yaitu suatu mata rantai yang putus. Ada suatu proses antara yang tak dapat dijelaskan. Jelasnya tidak ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa manusia muncul sebagai bentuk ubah dari primata atau kera melalui proses evolusi yang bersifat gradual.




B.     Dimensi-Dimensi Hakikat Manusia
B.1 Dimensi Keindividualan
            Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain atau menjadi dirinya sindiri. Inilah sifat individualitas.
            Karena adanya individualitas itu setiap orang mempunyai kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda-beda. Setiap manusia memiliki kepribadian unik yang tidak dimiliki oleh orang lain.

B.2  Dimensi Kesosialan
            Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas demikian dikatakan Mj Langeveld (1955 : 54) dalam buku (Pengantar Pendidikan, Prof. Dr. Tirtaraharja dan Drs. S.L La Ulo 2005 : 18). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul. Artinya setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya ada unsur saling memberi dan menerima.
            Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya.
            Manusia hanya menjadi menusia jika berada diantara manusia. Tidak ada seorangpun yang dapat hidup seorang diri lengkap dengan sifat hakekat kemanusiaannya di tempat yang terasing. Sebab seseorang hanya dapat mengembangkan sifat individualitasnya di dalam pergaulan sosial seseorang dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam interaksi dengan sesamanya.
B.3  Dimensi Kesusilaan
Pengertian susila dapat diartikan sebagai kepantasan yang lebih tinggi. Dalam masyarakat yang menyangkut kemasyarakatan yang menyangkut kesusilaan terkait dengan etika dan etiket. Jika etika dilanggar ada orang lain yang dirugikan. Sedangkan etiket bila dilanggar maka hanya menimbulkan orang lain tidak senang.
Masalah kesusilaan maka akan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai. Nilai-nilai merupakan sesuatu yang dijungjung tinggi oleh manusia karena mengandung makna kebaikan, keluhuran, kemulyaan dan sebagainya. Pada hakekatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan nilai-nilai susila dan melaksanakannya.
Sehingga dengan demikian dapat dikatakan manusia bila memiliki nilai-nilai, menghayati dan melaksanakan nilai-nilai tersebut.

B.4  Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religious. Pandangan Martin Buber “ bahwa manusia adalah makhluk Tuhan dan sekaligus mengandung kemungkinan baik dan jahat” adalah sesuai dengan pandangan manusia sebagai makhluk Tuhan”.
Menurut agama Islam pendidikanlah yang menentukan sesorang akan menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Dalam agama islam dikemukakan “Tiap anak dilahirkan bersih, suci, orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.
Agama merupakan sandaran vertical bagi manusia. Manusia dapat memahami agama melalui proses pendidikan agama. Ph. Kohnstamm berpendapat bahwa pendidikan agama seyogyanya menjadi tugas orang tua.
            Pemerintah dengan berlandaskan pada GBHN memasukan pendidikan agama kedalam kurikulum di sekolah, mulai dari SD s/d PT. disini perlu ditekankan bahwa meskipun pengkajian agama melalui pelajaran agama ditingkatkan, namun tetap harus disadari bahwa tekanannya adalah pendidikan agama dan bukan semata-mata pelajaran agama yang hanya memberikan pengetahuan agama. Jadi segi-segi afektif harus di utamakan.






C.    Pengembangan Dimensi -Dimensi Hakikat Manusia

            Seperti yang telah kita ketahui bahwa sasaran pendidikan adalah manusia, artinya bahwa pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidik.Ketika terlahir ke dunia manusia telah dikaruniai oleh Tuhan dimensi manusia dalam wujud potensi, namun belum teraktualisasi menjadi wujud kenyataan atau aktualisasi.Dan dari kondisi “potensi” menjadi wujud aktualisasi terdapat rentang-rentang proses yang mengundang pendidikan untuk berperan.
            Meskipun pada dasarnya pendidikasn itu baik tetapi dalam pelaksanaan mungkin saja terjadi kesalahan–kesalahan yang secara lazimnya disebut salah didik. Hal itu bisa terjadi karena pendidik itu adalah manusia biasa, yang tidak luput dari kelemahan-kelemahan. Sehubungan dengan itu ada dua kemungkinan yang terjadi:
1. Pengembangan Yang Utuh
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberi pelayanan atas perkembangannya.
Selanjutnya pengembangan yang utuh dapat dilihat dari berbagai segi yaitu : wujud dimensi dan arahnya.
a.      Dari Wujud Dimensinya
            Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagamaan, antara antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor,. Pengembangan aspek jasmaniyah dan rohaniah dikatakan utuh jika keduanya mendapat pelayanan secara seimbang.
            Pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagamaan dikatakan utuh jika semua dimensi tersebut mendapat layanan dengan baik, tidak terjadi pengabaian terhadap salah satunya.
b.      Dari Arah Pengembangan
            Keutuhan pengembangan dimensi hakikatb manusia dapat diarahkan kepada pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagamaan secara terpadu.
            Dapat disimpulkan bahwa pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaaqn terpadu terhadap dimensi hakikat manusi sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras. Perkembangan dimaksud mencakup yaqng bersifat horizontal (yang menciptakan keseimbangan) dan yang bersifat vertical (yang menciptakn ketinggian martabat manusia). Dengan demikian secara totalitas membentuk manusia yang utuh.

2. Pengembangan Yang Tidak Utuh

            Pengembangan yang tidak utuh terhadap terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di dalam proses pengembangan ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditngani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi keindividualan ataupun domain afektif didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Demikian pula secara vertical ada domain tingkah laku yang terabaikan penangannya.

D.    Sosok Manusia Seutuhnya
            Sosok manusia seutuhnya berarti bahwa pembangunn itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah, seperti sandang, pangan, kesehatan, ataupun kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengelurkan pendapat yang bertanggung jawab melainkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan diantara keduanya sekaligus batiniah. selanjutnya juga diartikan bahwa pembanguinan itu merata diseluiruh tanah air bukan hanya untuk golongan atau sebagian dari masyarakat. Selanjutnya juga diartikan keselarasan hubungan manusia dengan Tuhannya , antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan sekitarnya, keselerasian antar bangsa-bangsa dan juga keselarasan antara cita-cita hidup didunia dengan kebahagiaan di akhirat.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Manusia merupakan makhluk yang sempurna. Manusia memiliki akal untuk menghadapi kehidupannya di dunia ini. Akal juga memerlukkan pendidikan sebagai obyek yang akan dipikirkan. Fungsi akal tercapai apabila akal itu sendiri dapat menfungsikan, dan obyeknya itu sendiri adalah ilmu pengetahuan. Maka dari itu, manusia pada hakikatnya adalah makhluk peadagogis, makhluk social, makhluk individual, makhluk beragama, dan hal ini telah dijelaskan pada bab pembahasan.
B.     Saran
            Dari penulisan makalah ini penulis menyarankan agar kita sebagai manusia harus menjadi individu yang berguna untuk diri sendiri dan orang lain. Karena di samping itu manusia adalah makhluk sosial yang memiliki dimensi-dimensi hakikat manusia seutuhnya yang bisa dikembangkan supaya menjadi makhluk sosial yang baik.















DAFTAR PUSTAKA

1.      http://nahulinguistik.wordpress.com/2012/09/04/hakikat-manusia-dan-pengembangannya/
2.      http://pritowindiarto.blogspot.com/2009/12/ hakikat-manusia-dan.html
3.      http://harryantony26.blogspot.com/2012/12/tugas-i-4-dimensi-dimensi-hakekat.html

4.      https://sites.google.com/site/deryindragandi/dimensi-dimensi-hakikat-manusia

No comments:

Post a Comment