MURASAKI Adi Rara Kuyana, 19 Desember 1995. KIR KREASI PESONA REMAJA SMA N 1 PURBOLINGGO

Wednesday, October 28, 2015

CONTOH MAKALAH MANAJEMEN SEKOLAH




BAB I
PENDAHULUAN



A.      LATAR BELAKANG
Sekolah merupakan salah satu wadah pendidikan yang sangat penting dalam mementukan kualitas peserta didik.Dengan didirikannya sekolah peserta didik dapat belajar, bersosialisasi, mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung sumber daya manusia yang profesional.
Untuk mengoperasionalkan sekolah,kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karekteristik siswa, kemampuan dan tanggung jawab, terhadap tugas, tenaga pendidikan yang handal, sarana prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal diatas tidak sesuai dengan hal yang diharapkan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka efektifitas dan efisiensi pengelolaan sekolah kurang optimal.
Adapun dalam menghadapi dan menanggulangi masalah seluruh warga sekolah terutama kepala sekolah harus mampu membagi tugas dan berpartisifasi dalam proses pengambilan keputusan. Kerjasama (team work) oleh seluruh warga sekolah akan timbul bila setiap warga sekolah memahami setiap apa yang harus dilakukan oleh kelompok dan dimana tempat dan serta apa fungsi setiap orang dalam pola ini.

B.       RUMUSAN MASALAH
a.    Apa yang dimaksud dengan manajemen sekolah?
b.  Apa peranan pemimpin sekolah dalam menjalankan tugas?
c.  Bagaimana cara mengkomunikasikan visi sekolah?
d.  Bagaimana cara memberdayakan dan pembudayaan guru?
e.  Bagaimana cara menyusun (Rencana Pengembangan Sekolah) RPS?
C.      TUJUAN
a.    Untuk mengetahui arti dari manajemen sekolah?
b.    Mengetahui peranan pemimpin sekolah dalam menjalankan tugasnya selaku pemimpin dan manajer sekolah
c.    Mengetahui cara mengkomunikasikan visi sekolah yang bai
d.   Mengetahui cara memberdayakan dan pembudayaan guru
e.    Mengetahui cara menyusun (Rencana Pengembangan Sekolah) RPS




























BAB II
PEMBAHASAN



A.      PENGERTIAN MANAJEMEN SEKOLAH
Istilah manajemen memiliki banyak arti, antara lain manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari 4 fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling), dengan demikian manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan. (Kathryn M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A. M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) )
Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa : “manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materi yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Menurut Hadari Nawawi (1992) mengemukakan bahwa : “administrasi pendidikan sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggerakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal, meski di temukan pengertian manajemen atau administrasi yang beragam baik umum ataupun khusus.” Dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.    Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan
2.    Manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya
3.    Manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu

Gaffer (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerjasama yang sistematik, sistemik dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Jadi manajemen sekolah adalah suatu proses kerjasama dalam merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling) sekolah dengan sistematik, sistemik dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

B.       MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH
Dalam manajemen sekolah tumbuh kesadaran yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru dalam mengatur pendidikan dan pengajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, mempertanggung jawabkan, mengatur serta memimpin sumber-sumber daya serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah.Untuk itu perlu dipahami fungsi-fungsi pokok manajemen.Dalam prakteknya keempat fungsi pokok tersebut saling berkesinambungan.
Dalam pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif dan efisien menuntut dilaksanakannya keempat fungsi pokok manajemen secara terpadu dan terintegrasi dalam pengelolaan bidang-bidang kegiatan manajemen pendidikan.Melalui manajemen yang demikiian, diharapkan dapat memberi konstribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan, karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi juga mencakup berbagai persoalan yang sangat rumit dan kompleks, baik yang menyangkut perencanaan, pendanaan, maupun efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan sistem sekolah.
Hasil penelitian Balitbang dikbud (1991) menunjukkan bahwa manajemen sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan.Manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar, dan proses pembelajaran. Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan pembenahan manajemen sekolah, disamping peningkatan kualitas guru dan pengembangan sumber belajar. Dalam manajemen pendidikan dikenal dua mekanisme pengaturan, yaitu :
1. Sistem sentralisasi
Dalam sistem sentralisasi, segala sesuatu yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan diatur secara ketat oleh pemerintah pusat.System pengaturan yang sentralik ditunjukan untuk menjamin integritas, kesatuan, dan persatuan bangsa.Tilaar mengemukakan bahwa pendekatan sentralistik mempunyai posisi yang sangat strategis dalam mengembangkan kehidupan serta kohesi nasional, karena peserta didiknya adalah kelompok umur yang sangat peka terhadap pembentukan kepribadian.
2. Sistem desentralisasi
Dalam sistem desentralisasi wewenang pengaturan diserahkan kepada pemerintah daerah (otonomi daerah).Desentralisasi pengolahan sekolah perlu diletakkan dalam rangka mengisi kebhinekaan dalam wadah negara kesatuan yang dijiwai oleh rasa persatuan dan kesatuan bangsa, bukan berdasarkan kepentingan kelompok dan daerah secara sempit.Pelaksanaan desentralisasi dalam pengelolaan sekolah memerlukan kesiapan berbagai perangkat pendukung di daerah. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan desentralisasi berhasil, yaitu :
1.      Peraturan perundang-undangan yang mengatur desentralisasi pendidikan dari tingkat daerah provinsi sampai tingkat kelembagaan
2.      Pembinaan kemampuan daerah
3.      Pembentukan perencanaan unit yang bertanggung jawab untuk menyusun perencanaan pendidikan
4.      Perangkat sosial, berupa kesiapan masyarakat setempat untuk menerima dan membantu menciptakan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan desentralisasi tersebut.
Kemampuan kepala sekolah dalam memimpin dan memanajemen sekolahnya akan menjadikan sekolah itu menjadi sekolah yang berhasil, maju, dan berkembang dalam pendidikan sehingga bisa menjadi panutan bawahan-bawahannya.

C.      MANAJER SEKOLAH
Manajemen merupakan kekuatan utama dalam organisasi untuk mengkoordinir sumber daya manusia, dan material, sehingga para manajer bertanggung jawab untuk pelaksanaannya.Dalam menentukan prestasi, dibutuhkan manajer yang efektif untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Manajer sekolah adalah kepala sekolah itu sendiri.Sedangkan sekolah sebagai organisasinya. Seorang manajer sekolah hendaknya merencanakan program-program yang disusun untuk meningkatkan prestasi sekolah dalam jangka panjang dengan mempertimbangkan efek di masa yang akan datang.
Menurut Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig dalam bukunya Organisasi dan Manajemen 2 tugas manajer antara lain dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :
1.    Penetapan sasaran
     Mengidentifikasi sasaran organisasi adalah fungsi primer manajer. Sasaran menekankan kondisi masa depan yang diharapkan yang hendak dicapai oleh sekolah.
2.    Merencanakan
Setelah sasaran ditetapkan, maka tugas manajer berikutnya adalah merencanakan alat-alat mencapainya, memutuskan apa yang akan dilaksanakan dan bagaimana melaksanakannya. Ini membutuhkan perbuatan strategi yang menyeluruh dan kebijaksanaan umum serta program-program dan prosedur-prosedur spesifik.
3.    Menghimpun sumber daya
     Hasil proses perencanaan adalah rencana-rencana operasional untuk melaksanakan tugas-tugas. Sumberdaya dibutuhkan untuk melaksanakan rencana, dan manajemen bertanggung jawab menghimpun sumber daya dan mengawasi efisiensi penggunaan sumberdaya itu.Tanggung jawab manajer untuk menghimpun sumber daya dalam organisasi.
4.    Mengorganisir
Selain mendapatkan sumber daya yang sesuai belum menjamin efektivitas dan efisiensi organisasi, tetapi juga dengan mengembangkan dan memelihara suatu struktur untuk melaksanakan rencana yang telah ditetapkan dan mencapai sasaran-sasaran yang relevan. Tugas manajer meliputi membagi pekerjaan di antara berbagai komponen kemudian mengintegrasikan hasil-hasilnya.
5.    Melaksanakan
Sasaran, rencana, sumber daya, dan pengorganisasian, semuanya adalah bagian persiapan mengembangbangkan kemampuan untuk melaksanakan dengan usaha untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
6.    Mengawasi
Mengukur dan menilai hasil-hasil itu merupakan langkah yang perlu untuk menilai prestasi organisasi dan menentukan kemampuan manajemen melaksanakan tugasnya. Pengawasan (controlling) adalah fungsi manajer untuk memelihara aktivitas organisasi, yang diukur dengan harapan-harapan. Mengawasi saling berjalin dan bergantung pada perencanaan. Rencana memberikan kerangka untuk mengawasi pekerjaan. Bersama dengan itu, umpan balik dari tahap pengawasan seringkali menunjukkan perlunya rencana baru atau penyesuaian rencana sekarang.

Sesuai dengan kriteria-kriteria tersebut manajer sekolah bertugas untuk menetapkan sasaran sekolah, agar mencapai prestasi yang diharapkan. Setelah menetapkan, kemudian merencanakan alat-alat mencapainya, meningkatkan potensi dan profesionalisasi guru serta memberikan fasilitas yang memadai bagi siswa dan guru dalam menunjang proses pembelajaran seperti buku, alat peraga, gedung sekolah yang nyaman,dll. Dalam menghimpun sumber daya, dibutuhkan manusia (guru, karyawan, dan siswa), material berupa bahan-bahan yang digunakan dalam mengembangkan sekolah, teknologi, dan keuangan untuk membiayai semuanya.Setelah itu diadakannya pembagian tugas, mengkoordinir usaha-usaha yang dilakukan dan memadukan hasil-hasil usaha antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan usaha dari semua pihak sekolah termasuk manajer sekolah, akan tercapai hasil-hasil yang diinginkan dengan pengawasan agar tercapai hasil yang maksimal dan sesuai rencana.

D.      KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan.Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektivitas kinerja.Dengan begitu, paradigma baru pendidikan dapat memberikan hasil yang memuaskan.
Kepala sekolah sebagai penentu arah kebijakan sekolah harus bisa mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dan efisien dapat dilihat berdasarkan beberapa kriteria berikut :
1.    Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik
2.    Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
3.    Mampu menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat sehinga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan
4.    Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai deengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain disekolah
5.    Bekerja dengan tim manajemen, serta
6.    Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Pidarta (1988) mengemukakan 3 macam ketrampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk menyukseskan kepemimpinannya. Ketiga ketrampilan tersebut adalah:
1.  Ketrampilan konseptual, yaitu ketrampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi
2.  Ketrampilan manusiawi, yaitu ketrampilan untuk bekerjasama, memotivasi dan memimpin
3.  Ketrampilan tekhnik, yaitu ketrampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, tekhnik, serta perlengkapanuntuk menyelesaikan tugas tertentu.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa untuk memiliki kemampuan, terutama ketrampilan konsep, kepala sekolah diharapkan melakukan kegiatan-kegiatan berikut:
1. Senantiasa belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja para guru dan pegawai sekolah lainnya.
2.  Melakukan observasi kegiatan manajemen terencana
3.  Membuat berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan
4. Memanfaatkan hasil-hasil penelitian orang lain
5. Berfikir untuk masa yang akan datang
6. Merumuskan ide-ide yang dapat diuji cobakanKepala sekolah juga harus dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan situasi dan kebutuhan serta motivasi guru dan pekerja lain.

E.       MENGKOMUNIKASIKAN VISI SEKOLAH
Penerapan konsep manajemen strategis di sekolah menuntut setiap sekolah untuk dapat menetapkan visi yang hendak dicapai dari sekolah tersebut.
Dalam perspektif manajemen, visi sekolah memiliki arti penting berkaitan dengan keberlanjutan (sustainability) organisasi sekolah itu sendiri. Tanpa visi, organisasi dan orang-orang di dalalamnya tidak mempunyai arahan yang jelas, tidak mempunyai cara yang tepat dalam melangkah ke masa depan dan tidak memiliki komitmen (Foreman, 1998).
Visi bukanlah sekedar slogan berupa kata-kata tanpa makna bahkan bukan sekedar sebuah gambaran konkrit sebuah rumusan yang dapat memberikan klarifikasi dan artikulasi seperangkat nilai (Hopkins, 1996).
Menurut Block (1987), visi adalah masa depan yang dipilih, sebuah keadaan yang diinginkan dan merupakan sebuah ekspresi optimisme dalam organisasi.
Sedangkan Bennis and Nanus (1985) mendefinisikan visi sebagai pandangan masa depan yang realistis, kredibel, dan menarik, yang di dalamnya tergambar cara-cara yang lebih baik dari cara yang sebelumnya.
Visi yang telah ditetapkan hendaknya di publikasikan kepada seluruh anggota sekolah antara lain guru, karyawan, staf, komite, dan siswa agar mereka tahu bagaimana arah tujuan sekolah dan mendapatkan hasil yang maksimal melalui rapat yang dihadiri seluruh anggota sekolah, pidato kepala sekolah pada upacara bendera, dan ditulis dalam papan besar yang dipasang di salah satu sudut sekolah yang strategis agar setiap angota sekolah membacanya, menyimpannya dalm otak, mengingat dalam setiap langkah, diresapi oleh hati dan dilaksanakan dengan sesungguh-sungguhnya.

F.       PEMBERDAYAAN DAN MEMBERDAYAKAN GURU
Dalam masyarakat industri modern, sosok guru dalam masyarakat adalah seorang resi.Ia menguasai sains dan teknologi, ia membawa peserta didik kepada pengenalan sains dan teknologi itu, dan lebih dari itu ia adalah sosok personifikasi dari moral dan keyakinan agama. Inilah resi masyarakat Indonesia modern, seorang professional, gabungan cirri-ciri seorang saintis, ulama dan seniman.Karakteristik guru yang demikian memerlukan program pendidikan yang sesuai.Untuk menghasilkan seorang resi diperlukan dasar saintis.Oleh sebab itu, guru dalam masyarakat industri modern harus mendapatkan pendidikan dasar sebagai seorang sarjana murni, ditambah dengan kemampuan sebagai seorang guru.
Stewart (1998) mengatakan ada enam cara yang dapat digunakan pemimpin dalam mengembangkan pemberdayaan staf/bawahan, yakni: meningkatkan kemampuan staf/bawahan (enabling), memperlancar (facilitating) tugas-tugas mereka, konsultasi (consulting), bekerjasama (collaborating), membimbing (mentoring) bawahan, dan mendukung (supporting). Namun apapun cara yang ditempuh oleh pemimpin dalam memberdayakan staf/bawahan, menurut Sarah Cook dan Steve Macaulay (1997), kepemimpinan yang memberdayakan perlu mengacu pada empat dimensi, yaitu visi, realita, orang (manusia), dan keberanian.
Untuk memberdayakan guru, pemerintah telah menjamin kehidupan yang layak bagi para guru sebagai imbalan atas usaha-usaha yang dilakukan oleh para guru. Disebutkan dalam UU Sisdiknas 2003 pasal 12 ayat 1 pada butir a bahwa “pendidik dan/atau guru agama yang segama dengan peserta diidk difasilitasi dan/atau disediakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kebutuhan satuan pendidikan”, sedangkan pada butir b dinyatakan bahwa pendidik dan/atau guru yang mampu mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik difasilitasi dan/atau disediakan oleh pemerintah daerah sesuiai dengan kebutuhan satuan pendidikan”. ( Prof. Dr. Anwar arifin, Paradigma baru pendidikan nasional,Jakarta: Balai Pustaka. 2005, Hal 225.)
Guru adalah seorang professional dan bukan hanya sekedar sebagai seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang tidak mempedulikan aspek ekonomis dari profesinya itu. Dalam peningkatan kemampuan profesionalnya guru yang saintis seperti yang disebutkan di atas perlu dibekali dengan sekelompok kompetensi yang relevan dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta era informasi dalam mengantar pesereta didik mengenal, mencari dan mencernakan informasi- informasi yang diperoleh sendiri.

G.      MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH (RPS)
Sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan, sekolah bersatu dalam menentukan kebijakan sekolah dalam melaksanakan kebijakan pendidikan sesuai arah kebijakan pendidikan yang telah ditentukan oleh pemerintah.Sebagai penyelenggara dan pelaksaan kebijakan pendidikan nasional, sekolah bertugas menjabarkan kebijakan pendidikan menjadi program-program operasional penyelenggaraan pendidikan di masing-masing sekolah.
Maka dari itu sekolah harus menyusun rencana pengembangan sekolah agar proses pendidikan berjalan dengan efektif dan efisien.Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu fungsi manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka menuju tujuan sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan.
1. Program-program penyusunan rencana dan pengembangan sekolah,
     Program tersebut terdiri dari:
a.         Menyusun visi,misi, strategi, tujuan, logo, lagu, dan tata tertib sekolah. Penyusunan ini amat penting sebagai modal dasar yang harus dimililki sekolah. Ini merupakan bukti kemandirian awal yang harus ditujunjukkan oleh sekolah
b.        Menyusun rencana kegiatan mingguan, bulanan, semesteran, serta tahunan yangsesuai dengan arah kebijakan serta kurikulum yang telah ditetapkan, baik tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten kota.
c.         Menetapkan kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler yang akan diadakan oleh sekolah
d.        Pengadaan sarana dan prasarana termasuk buku pelajaran dapat diberikan kepada sekolah, dengan memperhatikan standar ketentuan yang ada. Pemilihan dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat dilaksanakan oleh sekolah dengan tetap mengacu pada standar dan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, provinsi atau kota
e.         Penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS). Dalam fungsinya sebagai otonom, sekolah berperan menyusun RAPBS setiap akhir tahun ajaran untuk digunakan dalam tahun ajaran berikutnya.
f.         Menyusun rencana seminar-seminar pendidikan untuk para guru, agar menjadi guru yang berkualitas.
Semua penyusunan tersebut harus berdasarkan kesepakatan orangtua dan masyarakat yang tertabung dalam komite sekolah, serta seluruh warga sekolah ikut terlibat secara aktif dalam menyusun program kerja sekolah.

Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) disusun dengan tujuan untuk:
a.         menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil.
b.        mendukung koordinasi antar pelaku sekolah.
c.         menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku sekolah, antarsekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota, dan antarwaktu.
d.        menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
e.         mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat, danmenjamin tercapainya penggunaan sumber-daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
f.          sebagai dasar ketika melaksanakan monitoring dan evaluasi pada akhir program

RPS sebaiknya disusun secara bersama-sama antara pihak sekolah (KS dan guru), dengan stakeholder (pihak yang berkepentingan) seperti: Komite sekolah, tokoh masyarakat, dan pihak lain yang peduli pendidikan di sekitar sekolah. Dalam penyusunan RPS ini diharapkan diterapkan prinsip-prinsip sbb:
a.    Partisipatif, hal ini mendorong dan melibatkan tiap warga untuk menggunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan sekolah.
b.    Transparan, hal ini diperlukan dalam rangka menciptakan kepercayaan timbal balik antar stakeholder melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
c.    Akuntabel, segala pelaksanaan rencana dan kegiatan diusahakan dapat meningkatkan akuntabilitas (pertanggunggugatan) para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas.
d.   Berwawasan ke depan, karena RPS adalah suatu rencana yang disusun untuk mencapai tujuandi masa depan, perlu diingat bahwa segala sesuatu haruslah disusun dengan mempunyai wawasan yang luas dan kedepan.
e.    Spesifik, Terjangkau, dan Realistis, sebaiknya dalam menyusun RPS, sekolah mengacu pada hal yang sesuai kebutuhan sekolah masing-masing, tidak terlalu muluk, dan berpijak pada kenyataan yang ada (kemampuan sumber daya: manusia, keuangan, dan material)

4.        Langkah-langkah Penyusunan RPS: Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Operasional (Renop)
RPS berisi dua rencana pengembangan pendidikan ditinjau dari jangka waktunya, yaitu Rencana Strategis (Renstra) Sekolah dalam jangka menengah (lima tahunan) dan Rencana Operasional (Renop) Sekolah dalam jangka pendek (satu tahunan). Renstra menggambarkan suatu perencanaan pengembangan sekolah yang menggambarkan tentang program-program sekolah yang akan dilaksanakan dan dicapai selama kurun waktu lima tahun.
a.    langkah penyusunan Renstra dalam RPS:
Secara lebih rinci dalam pentahapan proses penyusunan RPS adalah sebagai berikut:
1.         Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah
2.         Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah saat ini
3.         Melakukan  analisis situasi pendidikan sekolah yang diharapkan 5 tahun kedepan
4.         Menentukan kesenjangan antara situasi pendidikan sekolah saat ini dan yang diharapkan 5 tahun kedepan
5.         Merumuskan visi
6.         Merumuskan misi sekolah
7.         Merumuskan tujuan sekolah selama lima (5) tahun ke depan
8.         Merumuskan  program-program strategis untuk mencapai tujuan jangka menengah (5 tahun)
9.         Menentukan strategi pelaksanaan
10.     Menentukan milestone (output apa dan kapan dicapainya)
11.     Menentukan rencana biaya (alokasi dana)
12.     Membuat rencana pemantauan dan evaluasi

b.   Langkah-langkah Penyusunan Renop dalam RPS:
Renop disusun berdasarkan Renstra, dan tidak boleh menyimpang dari Renstra. Sehingga antara Renstra dan Renop harus terkait dan ada benang merahnya. Renstra dan Renop inilah yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi, pembinaan, dan pembimbingan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah.  Adapun langkah-langkah penyusunan Renop adalah sebagai berikut:
1.         Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah
2.         Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini
3.         Melakukan analisis pendidikan sekolah 1 tahun kedepan (yang diharapkan)
4.         Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu (1) tahun kedepan
5.         Merumuskan tujuan tahunan/tujuan jangka pendek (sasaran)
6.         Mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk mencapai setiap sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya
7.         Melakukan analisis SWOT (mengenali tingkat kesiapan masing-masing urusan sekolah melalui analisis SWOT)
8.         Menyusun langkah-langkah pemecahan persoalan, yaitu mengubah ketidaksiapan menjadi kesiapan urusan sekolah.
9.         Menyusun rencana program sekolah
10.     Menentukan milestone (output apa & kapan dicapai)
11.     Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana)
12.     Menyusun rencana pelaksanaan program
13.     Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi
14.     Membuat jadwal pelaksanaan program
15.     Menentukan penanggungjawab program/kegiatan






























BAB III
PENUTUP



A.    KESIMPULAN
Manajemen sekolah adalah suatu proses kerjasama dalam merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling) sekolah dengan sistematik, sistemik dan kemprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Dalam manajemen sekolah memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru dalam mengatur pendidikan dan pengajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, mempertanggung jawabkan, mengatur serta memimpin sumber-sumber daya serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah.Dan setiap tindakan diperlukan seorang pemimpin yang bisa memanaj semua itu, yaitu kepala sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah sebagai penentu arah kebijakan sekolah harus bisa mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien dan memenuhi criteria-kriteria menjadi pemimpin sekolah.Juga memiliki ketrampilan konseptual, ketrampilan manusiawi, dan ketrampilan tekhnik.
Program-program penyusunan rencana dan pengembangan sekolah tersebut terdiri dari : Menyusun visi, misi, strategi, tujuan, logo, lagu, dan tata tertib sekolah. Menyusun rencana kegiatan mingguan, bulanan, semesteran, serta tahunan yang sesuai dengan arah kebijakan serta kurikulum yang telah ditetapkan Menetapkan kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler.

B.SARAN
1.    Hendaknya para guru memiliki kemampuan memanaj/mengatur sekolah karena guru juga ikut berperan serta dalam pengembangan sekolah.
2.    Sebagai calon kepala sekolah perlu diadakannya bimbingan bagaimana menjadi seorang manajer sekolah yang baik.
3.    Kepala sekolah sebaiknya meningkatkan ketrampilannya dan menajamkan ilmunya demi majunya pendidikan di Indonesia
4.    Bagi pemerintah sebaiknya lebih menjamin kesejahteraan guru dengan meningkatkan gaji tanpa menaikkan harga sembako




























No comments:

Post a Comment