MURASAKI Adi Rara Kuyana, 19 Desember 1995. KIR KREASI PESONA REMAJA SMA N 1 PURBOLINGGO

Wednesday, October 28, 2015

CONTOH MAKALAH GARAPAN MANAJEMEN SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Manajemen pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.”Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat betapa Manajemen pendidikan merupakan faktor utama dalam penyelenggaraan pendidikan. Karena Manajemen pendidikan merupakan suatu usaha bersama yang dilakukan untuk mendayagunakan semua sumber daya baik manusia, uang, bahan dan peralatan serta metode untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.maka ruang lingkup Manajemen sekolah dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok, yaitu:
1.      Manajemen administratif, meliputi proses manajemen yang pada dasarnya terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Ruang lingkup manajemen seperti ini juga sering disebut sebagai proses manajemen atau fungsi manajemen.
2.      Manajemen operatif, meliputi unit-unit kegiatan dalam sebuah organisasi yang diantaranya terdiri dari Manajemen kesiswaan, Manajemen pengajaran, Manajemen personil, Manajemen persuratan dan kearsipan, Manajemen keuangan, Manajemen perlengkapan, Manajemen hubungan masyarakat, serta Manajemen perpustakaan.
Dari segi operasional atau bidang garapan, maka Manajemen pendidikan atau Manajemen sekolah meliputi bidang-bidang Manajemen Kesiswaan, Manajemen Pengajaran, Manajemen Personil, Manajemen Persuratan dan Kearsipan, Manajemen Keuangan, Manajemen Hubungan Masyarakat




1.2. Rumusan masalah.
Dari latar belakang di atas di dapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari Garapan Manajemen sekolah?
2. Apa sajakah jeni- jenis garapan manajemen sekolah?
3. Apa sajakah Tantangan manajemen sekolah ?

1.3.  Tujuan.
Adapun tujuan di buatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui materi tentang pengertian garapan manajemen sekolah.
2.      Mengetahui jenis – jenis garapan manajemen sekolah.
3.      Mengetahui materi  tentangtantangan manajemen sekolah.















BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Garapan Manajemen Sekolah.
Menurut Gussudiarta dalam Arvenry P. Ndun (2013) ruang lingkup menurut objek garapan manajemen pendidikan adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan mendidik.Sebagai titik pusat pandangan adalah kegiatan mendidik di sekolah.Namun karena kegiatan disekolah tersebut tidak dapat dipisahkan dari jalur lingkungan formal maupun nonformal, maka juga dibahas lingkup sistem pendidikan sampai ke tingkat pusat. Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang hampir sama dengan manajemen pendidikan. Ruang lingkup dan kajian manajemen sekolah juga merupakan ruang dan bidang kajian manajemen pendidikan.Namun demikian, manajemen pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada menajemen sekoalah. Dengan perkataan lain, manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu komponen dari system pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah terbatas pada satu sekolah saja, sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh komponen system pendidikan, bahkan bisa menjangkau system yang lebih luas dan besar (suprasistem) secara regional, nasional, bahkan internasional.

2.2. Jenis – jenis garapan manajemen sekolah.
Menggunakan istilah manajemen sekolah, terjemaahan dari “ school management “, dan akan melihat bagaimana manajemen substansi – substansi pendidikan di suatu sekolah atau manajemen berbasis sekolah ( school based management ) agar dapat berjalan dengan tertib, lancar dan benar – benar terintegrasi dalam suatu system kerja sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Hal yang paling penting dalam implementasi manajemen berbasis sekolah adalah manajemen terhadap komponen – komponen sekolah itu sendiri.Ditinjau dari obyek garapan manajemen pendidikan, maka ada 8 obyek garapan, yaitu: Menejemen Kesiswaan, Manejemen Pengajaran/Kurikulum, Manejemen Personil/anggota, Manejemen Sarana & Prasarana/Perlengkapan, Menejemen Kearsipan, Manejemen Keuangan/Anggaran, Manejemen Hubungan Masyarakat atau Komunikasi Pendidikan, manajemen layanan khusus lembaga pendidikan. Berikut dibawah ini akan dibahas delapan garapan manajemen sekolah.
1.      Manajemen kesiswaan.
Manajemen kesiswaan atau manajemen kemuridan (peserta didik) merupakan salah satu bidang operasional MBS.Manajemen kesiswaan adalah penataan da pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peeserta didik, merupakan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran disekolahdapat berjalan lancer, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut , bidang manajemen kesiswaan sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin.
Untuk masalah yang pertama setiap tahun dibentuk panitia penerimaan siswa baru.Panitia ini diserahi tugas untuk mengManajemenkan dan mengorganisasikan seluruh kegiatan penerimaan siswa baru.Pimpinan sekolah harus mampu memberi pedoman yang jelas kepada panitia agar penerimaan siswa baru ini berjalan dengan lancar.Di samping itu sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap usaha mengembangkan kemajuan belajar siswa-siswanya.Kemajuan belajar ini secara periodik harus dilaporkan terutama kepada orang tua siswa.Ini semua merupakan tanggungjawab pimpinan sekolah. Oleh karena itu pimpinan harus tahu benar-benar kemajuan belajar anak-anak di sekolahnya, ia harus mengenal anak-anak beserta latar belakang masalahnya.Masalah yang juga erat hubungannya dengan kemajuan belajar ini ialah masalah bimbingan.Tugas sekolah bukan hanya sekedar memberi pengetahuan dan ketrampilan saja, tetapi sekolah harus mendidik anak-anak menjadi manusia seutuhnya.Oleh karena itu tugas sekolah bukan saja memberikan pelbagai ilmu pengetahuan tetapi juga membimbing anak-anak menuju ke arah kedewasaan.Dalam rangka ini maka tugas pimpinan sekolah ialah menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Dengan kegiatan bimbingan ini maka anak-anak akan ditolong untuk mampu mengenal dirinya, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya. Anak-anak akan ditolong agar mampu mengatasi masalah-masalahnya yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya.
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu :
a.    siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka;
b.    kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal;
c.    siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan
d.   pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
2.      Manajemen pengajaran/ kurikulum.
Manajemen kurikulum dan progam pengajaran merupakan bagian dari MBS.Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencangkup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum.Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat.Karena itu level sekolah paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran.di samping itu sekolah juga bertugas dan berwenang untuk mengembangkan kurikulum muatan local sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat.
Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun muatan local, yang diwujudkan melalui proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, institusional, kurikuler, dan instruksional. Manajer sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan program pengajaran serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaanya.Kepala sekolah merupakan manager di sekolah.Ia harus bertaggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran di sekolah. Untuk menjamin keefektifan pengembangan kurikulum dan program pengajaran dalam MBS, kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran bersama dengan guru- guru harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam program tahunan, catur wulan, dan bulanan. Berikut diperinci beberapa prinsip yang harus diperhatikan.
1.    Tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan, makin mudah terlihat dan makin tepat program – program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan.
2.    Program itu harus sederhana dan fleksibel.
3.    Program – program yang di susun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
4.    Program – program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya.
Dalam pada itu, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan kemajuan belajar peserta didik, serta peningkatan perbaikan pengajaran serta pengisian waktu jam kosong.

3.      Manejemen Personil/anggota
Keberhasilan MBS sangat ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya dalam mengelola tenaga kependiidikan yang tersedia di sekolah.Tugas utama pimpinan sekolah ialah membina dan mengembangkan sekolahnya agar pendidikan dan pengajaran makin menjadi efektif dan efisien. Hal ini hanya dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar apabila ada kerja sama yang harmonis dengan seluruh staf sekolah. Oleh karena itu yang harus dilakukan ialah membina kerja sama dengan seluruh staf sehingga terjadi hubungan yang harmonis. Jadi inilah esensi dari tugas pimpinan sekolah yang utama dalam bidang personalia.
Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Managemen tenaga pendidikan ( guru dan personil ) mencangkup :
1.      Perencanaan pegawai.
Merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif untuk sekarang dan masa depan. Penyusunan rencana personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan dalam organisasi.
2.      Pengadaan pegawai.
Merupakan kegiatan yang memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya.Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan , dilakukan kegiatan rekrutment, yaitu usaha untuk mencari dan mendapatkan calon – calon pegawai yang memenuhi syarat sebanyak mungkin, untuk kemudian dipilih calon terbaik dan tercakap.
3.      Pembinaan dan pengembangan pegawai.
Merupakan fungsi pengelolaan personil yang mutlak perlu, untuk memperbaiki, menjaga, dan meningkatkan kinerja pegawai. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training. Kegiatan pembinaan dan pengembangan ini tidak hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karier pegawai.
4.      Promosi dan mutasi.
Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang akan diterima, kegiatan selanjutnya adalah mengusahakan supaya calon pegawai tersebt menjadi anggota organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan kewajiban sebagai anggota organisasi atau lembaga. Di Indonesia untuk pegawai negeri sipil, promosi ataupengangkatan pertama biasanya diangkat sebagai calon PNS dengan masa percobaan satu atau dua tahun, kemudian ia mengikuti latihan prajabatan, dan setelah lulus diangkat menjadi pegawai negeri sipil penuh.
5.      Pemberhentian pegawai.
Merupakan fungsi personalia yang menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan personill dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan sebagai pegawai. Sebab- sebab pemberhentian pegawai ini dapat dikelompokkan kedalam tiga jenis yaitu :
a.       Pemeberhentian atas permohonan sendiri.
b.      Pemeberhentian oleh dinas atau pemerintah.
c.       Pemeberhentian sebab- sebab lain.
6.      Kompensasi.
Adalah balas jasa yang di berikan organisasi kepada pegawai, yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian kompensasi, selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilitas rumah, kendaraan dan lain- lain.
7.      Penilaian pegawai.
Untuk mengukakan fungsi – fungsi yang dikemukakan terdahullu diperlukan sistem penilaian pegawai secara objektif dan akurat.Penilaian tenaga kependidikan di fokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah , tetapi juga penting bagi pegawai itu sendiri.

4.      Manajemen sarana dan prasarana/ perlengkapan.
Sarana pandidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat- lat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalanya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju ke sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan konstribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Manajemen sarana dan prassarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik guru maupun murid untuk berada di sekolah.
Gedung sekolah dapat memberi gambaran yang jelas bagi masyarakat tentang baik buruknya pelayanan pendidikan yang ada didalamnya. Gedung sekolah yang terawat dengan baik akan memberi gambaran pada masyarakat tentang pelayanan pendidikan yang tertib dan teratur. Sebaliknya gedung sekolah  yang tidak terawat, rusak, halaman penuh rumput yang tidak teratur akanmemberi kesan bahwa mutu pendidikan yang ada di dalamnya tidak baik.
Di samping itu pembinaan/perawatan gedung sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting mengingat bahwa hampur seluruh waktu belajar siswa berlangsung di sekolah.Mereka hanya dapat belajar dengan baik apabila merasa krasan.Dan mereka hanya krasan apabila kondisi tempat belajarnya menyenangkan. Dengan gedung sekolah yang terawat baik, anak-anak akan merasa senang dan mempunyai kebanggaan terhadap sekolahnya. Perlengkapan dan peralatan sekolah juga merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan efisiensi belajar dan mengajar. Guru tidak mungkin dapat mengajar dengan senang dan bersemangat dengan perlengkapan kuno dan rusak, peralatan yang kurang lengkap dsb. Oleh karena itu Pimpinan sekolah harus menaruh perhatian yang serius terhadap perlengkapan serta peralatan sekolah.Ia harus mampu mendorong guru-guru untuk bersama-sama memperhatikan masalah ini.

5.      Manajemen kearsiapan
Kegiatan persuratan dan kearsipan merupakan salah satu aspek kegiatan Manajemen yang berfungsi sebagia dokumentasi dan perwujudan dari berbagai kegiatan penyelenggaraan sekolah yang menjadi tanggung jawab pimpinan sekolah.Karena terdapat berbagai macam kegiatan sekolah maka banyak pula bentuk Manajemen persuratan dan kearsipan yang harus dikerjakan sekolah.
6.      Manajemen keuangan/anggaran.
Keuangan dan pembiayaan merupaakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Tugas manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu financial planning, implementation, and evaluation.Jones dalam E. Mulyasa 2002 merupakan perencanaan financial yang disebut budjeting merupakan kegiatan mengkoordinasikan semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan.Implementation involves accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan.  Evaluation involves merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran. Komponen utama manajemen keuangan meliputi
1.      Procedure anggaran.
2.      Prosedur akutansi keuangan.
3.      Pembelajaran, pergudangan, dan prosedur pendistribusian.
4.      Prosedur investasi.
5.      Procedure pemeriksaan.
Masalah keuangan adalah masalah yang peka.Oleh karena itu dalam mengelola bidang ini pimpinan sekolah harus berhati-hati, jujur dan terbuka agar tidak timbul kecurigaan baik dari staf maupun dari masyarakat atau orang tua siswa.Banyak keperluan sekolah yang harus dibiayai, dan semakin banyak program yang direncanakan maka semakin banyak pula biaya yang diperlukan. Dalam hal ini pimpinan sekolah harus memiliki daya kreasi yang tinggi untuk mampu menggali dana dari berbagai sumber.
Ada beberapa sumber dana yang dapat diperoleh misalnya dari siswa/orang tua, masyarakat, pemerintah/yayasan, para dermawan dsb. Sumber-sumber ini hanya bersedia memberi sumbangan apabila nampak pada mereka adanya program-program yang jelas, penggunaan yang efektif dan pertanggung jawaban yang baik.
Orang tua dan masyarakat adalah sumber dana yang sangat penting, oleh karena itu hendaknya sekolah terbuka bagi kontrol masyarakat, agar masyarakat menaruh kepercayaan bahwa uang mereka benar-benar digunakan secara baik sesuai dengan program yang telah ditetapkan.

7.      Manajemen Hubungan Masyarakat atau Komunikasi Pendidikan.
Hubungan sekolah dan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam memebina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini , sekolah sebagai system sosoial merupakan bagian integral dari sisitem social yang lebih besar yaitu masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain untuk:
1.    memajukan kualitas pembelajaran .
2. memperkokoh tujuan serta meningkatkan hidup danpenghidupan masyarakat.
3. menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.

Hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat ini ini semakin dirasakan pentingnya pada masyarakat yang telah menyadari dan memahami pentibgnya pendidikan bagi anak- anak. Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi.Sekolah adalah didalam, oleh dan untuk masyarakat. Program sekolah hanya dapat berjalan lancar apabila mendapat dukungan masyarakat.Oleh karena itu Pimpinan sekolah perlu terus menerus membina hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat.Sekolah perlu banyak memberi informasi kepada masyarakat tentang program-prgoram dan problem-problem yang dihadapi, agar masyarkat mengetahui dan memahami masalah-masalah yang dihadapi sekolah.Dari pemahaman dan pengertian ini dapat dihadapkan adanya umpan balik yang sangat berguna bagi pengembangan program sekolah lebih lanjut.
Tambahan lagi diharapkan pula tumbuhnya rasa simpati masyarakat terhadap program-program sekolah, yang dapat mengundang partisipasi yang aktif masyarkat. Melalui hubungan yang harmonis tersebut diharapkan trcapai tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif, efektif, dan efisien sehingga menghasilkan lulusan sekolah yang produktif dan berkualitas
8.      Manajemen layanan khusus lembaga pendidikan.
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah.Manajemen komponen- komponen tersebut merupakan bagian penting dari MBS yang efektif dan efisien.Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik memungkinkan peserta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diperolehnya di kelas melalui belajar mandiri, baik pada waktu- waktu kosong maupun dirumah.Selain itu, juga memungkinkan guru untuk mengembangkan pengetahuan secara mandiri, dan juga dapat mengajar dengan metode bervariasi, misalnya belajar individual.
Manajemen layanan khusus lain adalah layanan kesehatan dan keamanan. Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran , tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap saja, tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Untuk kepentingan tersebut , disekolah- sekolah dikembangkan program pendidikan jasmani dan kesehatan, menyediakan pelayanan kesehatan sekolah melalui usaha kesehatan sekolah (UKS) dan berusaha meningkatkan pelayanan melalui kerjasama dengan unit- unit dinas kesehatan setempat. Disamping itu , sekolah juga perlu memeberikan pelayanan keamanan kepada peserta didik dan para pegawai yang ada di sekolah agar mereka belajar dan melaksanakan tugas dengan tenang dan nyaman.

2.3. Tantangan manajemen sekolah.
Menurut Ali Idrus, (2011:4) dunia pendidikan Indonesia, saat ini, setidaknya menghadapi empat tantangan besar yang kompleks, yaitu:
1. tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value),yaitu: bagaimana meningkatkan nilai tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan.
2. Tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari masyarakat yang agraris ke masyarakat industry yang menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya pada tuntutan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
3. Tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat, yaitu bagaimana meningkatkan daya saing bangsa dalam meningkatkan karya-karya yang bermutu dan mampu bersaing sebagai hasil penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks).
4. Munculnya kolonialisme politik. Dengan demikian kolonialisme kini tidak lagi berbentuk fisik, melainkan dalam bentuk informasi.
Manajemen pendidikan tidak akan pernah bisa lepas dari empat tantangan besar yang kompleks ini. Keputusan manajemen harus mempertimbangkan factor-faktor ini, dan karenanya memahami isu-isu globalisasi dalam dunia pendidikan menjadi kemestian bagi setiap para pengambil kebijakan di bidang pendidikan, baik itu di tingkat birokrat-administrator seperti menteri pendidikan, para kepala dinas, dan para manajer teknis seperti rektor, dekan, dan para kepala sekolah, dan bahkan para guru yang mengelola pembelajaran di kelas.






















BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan.
Dari pembahasan materi diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      ruang lingkup menurut objek garapan manajemen pendidikan adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan mendidik.
2.      ada 8 obyek garapan, yaitu: Menejemen Kesiswaan, Manejemen Pengajaran/Kurikulum, Manejemen Personil/anggota, Manejemen Sarana & Prasarana/Perlengkapan, Menejemen Kearsipan, Manejemen Keuangan/Anggaran, Manejemen Hubungan Masyarakat atau Komunikasi Pendidikan, manajemen layanan khusus lembaga pendidikan.
3.      setidaknya menghadapi empat tantangan besar yang kompleks, yaitu: tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value),Tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari masyarakat yang agraris ke masyarakat industry yang menguasai teknologi dan informasi,Tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat,Munculnya kolonialisme politik.
3.2.Saran
Penyusun dapat memeberikan saran sebaikanya sebagai calon guru harus memahami materi tentang managemen sekolah. Dengan memahami materi tentang manajemen sekolah akan memeberikan bekal guna menciptakan lingkuangan pendidikan yang sehat, rapi dan dapat dipertanggungjawabkan tentang proses kepemimpinannya





DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E, 2006. Manajemen Berbasis Sekolah. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Satria rahma, Adi. 2011.Tantangan Menajemen Pendidikan Dan Garapan Menajemen Sekolah. @adisatriarahma.Blogspot.com. Diakses tanggal 02 April 2014, dikases tanggal 02 Oktober 2011.www. Google.com.

P. Ndun, Arvenry. 2013. Garapan Manejemen Pendidikan@arvenryndun.blogspot.com.diakses tanggal 02 April 2014, diakses tanggal 13 Mei 2013. www.google.com




No comments:

Post a Comment