BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang.
Manajemen pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan
bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan
menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil,
maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien.”Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat betapa Manajemen
pendidikan merupakan faktor utama dalam penyelenggaraan pendidikan. Karena
Manajemen pendidikan merupakan suatu usaha bersama yang dilakukan untuk
mendayagunakan semua sumber daya baik manusia, uang, bahan dan peralatan serta
metode untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.maka ruang
lingkup Manajemen sekolah dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok, yaitu:
1.
Manajemen
administratif, meliputi proses manajemen yang pada dasarnya terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Ruang lingkup
manajemen seperti ini juga sering disebut sebagai proses manajemen atau fungsi
manajemen.
2.
Manajemen
operatif, meliputi unit-unit kegiatan dalam sebuah organisasi yang diantaranya
terdiri dari Manajemen kesiswaan, Manajemen pengajaran, Manajemen personil,
Manajemen persuratan dan kearsipan, Manajemen keuangan, Manajemen perlengkapan,
Manajemen hubungan masyarakat, serta Manajemen perpustakaan.
Dari segi operasional atau bidang garapan, maka Manajemen
pendidikan atau Manajemen sekolah meliputi bidang-bidang Manajemen Kesiswaan,
Manajemen Pengajaran, Manajemen Personil, Manajemen Persuratan dan Kearsipan,
Manajemen Keuangan, Manajemen Hubungan Masyarakat
1.2.
Rumusan masalah.
Dari latar belakang di
atas di dapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari Garapan
Manajemen sekolah?
2. Apa sajakah jeni- jenis garapan manajemen
sekolah?
3. Apa sajakah Tantangan manajemen
sekolah ?
1.3. Tujuan.
Adapun tujuan di buatnya makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui materi tentang pengertian
garapan manajemen sekolah.
2.
Mengetahui jenis – jenis garapan
manajemen sekolah.
3.
Mengetahui materi tentangtantangan manajemen sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Garapan Manajemen
Sekolah.
Menurut Gussudiarta dalam Arvenry
P. Ndun (2013) ruang lingkup menurut objek
garapan manajemen pendidikan adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara
langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan mendidik.Sebagai titik
pusat pandangan adalah kegiatan mendidik di sekolah.Namun karena kegiatan
disekolah tersebut tidak dapat dipisahkan dari jalur lingkungan formal maupun
nonformal, maka juga dibahas lingkup sistem pendidikan sampai ke tingkat pusat.
Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang hampir sama dengan
manajemen pendidikan. Ruang lingkup dan kajian manajemen sekolah juga merupakan
ruang dan bidang kajian manajemen pendidikan.Namun demikian, manajemen
pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada menajemen sekoalah.
Dengan perkataan lain, manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen
pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah
sebagai salah satu komponen dari system pendidikan yang berlaku. Manajemen
sekolah terbatas pada satu sekolah saja, sedangkan manajemen pendidikan
meliputi seluruh komponen system pendidikan, bahkan bisa menjangkau system yang
lebih luas dan besar (suprasistem) secara regional, nasional, bahkan
internasional.
2.2. Jenis – jenis garapan manajemen
sekolah.
Menggunakan
istilah manajemen sekolah, terjemaahan dari “ school management “, dan akan
melihat bagaimana manajemen substansi – substansi pendidikan di suatu sekolah
atau manajemen berbasis sekolah ( school based management ) agar dapat berjalan
dengan tertib, lancar dan benar – benar terintegrasi dalam suatu system kerja
sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Hal yang paling penting
dalam implementasi manajemen berbasis sekolah adalah manajemen terhadap
komponen – komponen sekolah itu sendiri.Ditinjau dari obyek garapan manajemen
pendidikan, maka ada 8 obyek garapan, yaitu: Menejemen Kesiswaan, Manejemen
Pengajaran/Kurikulum, Manejemen Personil/anggota, Manejemen Sarana &
Prasarana/Perlengkapan, Menejemen Kearsipan, Manejemen Keuangan/Anggaran,
Manejemen Hubungan Masyarakat atau Komunikasi Pendidikan, manajemen layanan
khusus lembaga pendidikan. Berikut dibawah ini akan dibahas delapan garapan
manajemen sekolah.
1.
Manajemen
kesiswaan.
Manajemen kesiswaan atau manajemen kemuridan
(peserta didik) merupakan salah satu bidang operasional MBS.Manajemen kesiswaan
adalah penataan da pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta
didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu
sekolah.Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peeserta
didik, merupakan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat
membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses
pendidikan di sekolah.
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur
berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran
disekolahdapat berjalan lancer, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan
pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut , bidang manajemen
kesiswaan sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta
bimbingan dan pembinaan disiplin.
Untuk masalah yang pertama setiap tahun dibentuk panitia
penerimaan siswa baru.Panitia ini diserahi tugas untuk mengManajemenkan dan
mengorganisasikan seluruh kegiatan penerimaan siswa baru.Pimpinan sekolah harus
mampu memberi pedoman yang jelas kepada panitia agar penerimaan siswa baru ini
berjalan dengan lancar.Di
samping itu sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap usaha
mengembangkan kemajuan belajar siswa-siswanya.Kemajuan belajar ini secara
periodik harus dilaporkan terutama kepada orang tua siswa.Ini semua merupakan
tanggungjawab pimpinan sekolah. Oleh karena itu pimpinan harus tahu benar-benar
kemajuan belajar anak-anak di sekolahnya, ia harus mengenal anak-anak beserta
latar belakang masalahnya.Masalah yang juga erat hubungannya dengan kemajuan
belajar ini ialah masalah bimbingan.Tugas sekolah bukan hanya sekedar memberi
pengetahuan dan ketrampilan saja, tetapi sekolah harus mendidik anak-anak
menjadi manusia seutuhnya.Oleh karena itu tugas sekolah bukan saja memberikan
pelbagai ilmu pengetahuan tetapi juga membimbing anak-anak menuju ke arah
kedewasaan.Dalam rangka ini maka tugas pimpinan sekolah ialah menyelenggarakan
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Dengan kegiatan bimbingan ini maka
anak-anak akan ditolong untuk mampu mengenal dirinya, kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahannya. Anak-anak akan ditolong agar mampu mengatasi
masalah-masalahnya yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya.
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip
dasar, yaitu :
a. siswa
harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong
untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang
terkait dengan kegiatan mereka;
b. kondisi
siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual,
sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana
kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang
secara optimal;
c. siswa
hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan
d. pengembangan
potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif,
dan psikomotor.
2.
Manajemen
pengajaran/ kurikulum.
Manajemen kurikulum dan progam pengajaran merupakan
bagian dari MBS.Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencangkup kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum.Perencanaan dan pengembangan
kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan
Nasional pada tingkat pusat.Karena itu level sekolah paling penting adalah
bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan
pembelajaran.di samping itu sekolah juga bertugas dan berwenang untuk
mengembangkan kurikulum muatan local sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
lingkungan setempat.
Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan
kurikulum, baik kurikulum nasional maupun muatan local, yang diwujudkan melalui
proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,
institusional, kurikuler, dan instruksional. Manajer sekolah diharapkan dapat
membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan program pengajaran serta
melakukan pengawasan dalam pelaksanaanya.Kepala sekolah merupakan manager di
sekolah.Ia harus bertaggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran di sekolah. Untuk
menjamin keefektifan pengembangan kurikulum dan program pengajaran dalam MBS,
kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran bersama dengan guru- guru
harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam
program tahunan, catur wulan, dan bulanan. Berikut diperinci beberapa prinsip
yang harus diperhatikan.
1. Tujuan
yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan, makin mudah terlihat
dan makin tepat program – program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan.
2. Program
itu harus sederhana dan fleksibel.
3. Program
– program yang di susun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
4. Program
– program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya.
Dalam pada itu, perlu dilakukan pembagian tugas
guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian waktu yang
digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan penilaian,
penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan kemajuan belajar peserta didik,
serta peningkatan perbaikan pengajaran serta pengisian waktu jam kosong.
3.
Manejemen
Personil/anggota
Keberhasilan MBS sangat
ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya dalam mengelola tenaga kependiidikan
yang tersedia di sekolah.Tugas utama pimpinan sekolah ialah membina dan
mengembangkan sekolahnya agar pendidikan dan pengajaran makin menjadi efektif
dan efisien. Hal ini hanya dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar apabila
ada kerja sama yang harmonis dengan seluruh staf sekolah. Oleh karena itu yang
harus dilakukan ialah membina kerja sama dengan seluruh staf sehingga terjadi
hubungan yang harmonis. Jadi inilah esensi dari tugas pimpinan sekolah yang
utama dalam bidang personalia.
Manajemen tenaga
kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk
mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai
hasil yang optimal namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Managemen
tenaga pendidikan ( guru dan personil ) mencangkup :
1. Perencanaan pegawai.
Merupakan kegiatan
untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif untuk sekarang dan masa depan. Penyusunan rencana personalia yang
baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan
atau tugas yang harus dilakukan dalam organisasi.
2. Pengadaan pegawai.
Merupakan kegiatan yang
memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya.Untuk
mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan , dilakukan kegiatan
rekrutment, yaitu usaha untuk mencari dan mendapatkan calon – calon pegawai
yang memenuhi syarat sebanyak mungkin, untuk kemudian dipilih calon terbaik dan
tercakap.
3. Pembinaan dan pengembangan pegawai.
Merupakan fungsi
pengelolaan personil yang mutlak perlu, untuk memperbaiki, menjaga, dan
meningkatkan kinerja pegawai. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara on the
job training dan in service training. Kegiatan pembinaan dan pengembangan ini
tidak hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karier pegawai.
4. Promosi dan mutasi.
Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang
akan diterima, kegiatan selanjutnya adalah mengusahakan supaya calon pegawai
tersebt menjadi anggota organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan
kewajiban sebagai anggota organisasi atau lembaga. Di Indonesia untuk pegawai
negeri sipil, promosi ataupengangkatan pertama biasanya diangkat sebagai calon
PNS dengan masa percobaan satu atau dua tahun, kemudian ia mengikuti latihan
prajabatan, dan setelah lulus diangkat menjadi pegawai negeri sipil penuh.
5. Pemberhentian pegawai.
Merupakan fungsi personalia yang menyebabkan
terlepasnya pihak organisasi dan personill dari hak dan kewajiban sebagai
lembaga tempat bekerja dan sebagai pegawai. Sebab- sebab pemberhentian pegawai
ini dapat dikelompokkan kedalam tiga jenis yaitu :
a. Pemeberhentian
atas permohonan sendiri.
b. Pemeberhentian
oleh dinas atau pemerintah.
c. Pemeberhentian
sebab- sebab lain.
6. Kompensasi.
Adalah balas jasa yang
di berikan organisasi kepada pegawai, yang dapat dinilai dengan uang dan
mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian kompensasi, selain
dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilitas rumah, kendaraan dan
lain- lain.
7. Penilaian pegawai.
Untuk mengukakan fungsi
– fungsi yang dikemukakan terdahullu diperlukan sistem penilaian pegawai secara
objektif dan akurat.Penilaian tenaga kependidikan di fokuskan pada prestasi
individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya
penting bagi sekolah , tetapi juga penting bagi pegawai itu sendiri.
4.
Manajemen
sarana dan prasarana/ perlengkapan.
Sarana pandidikan adalah peralatan dan perlengkapan
yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya
proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat-
lat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalanya proses pendidikan
atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju ke
sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar,
seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai
sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas
mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan
konstribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.
Manajemen sarana dan prassarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah
yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik
guru maupun murid untuk berada di sekolah.
Gedung
sekolah dapat memberi gambaran yang jelas bagi masyarakat tentang baik buruknya
pelayanan pendidikan yang ada didalamnya. Gedung sekolah yang terawat dengan
baik akan memberi gambaran pada masyarakat tentang pelayanan pendidikan yang
tertib dan teratur. Sebaliknya gedung sekolah yang tidak terawat,
rusak, halaman penuh rumput yang tidak teratur akanmemberi kesan bahwa mutu
pendidikan yang ada di dalamnya tidak baik.
Di samping
itu pembinaan/perawatan gedung sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting
mengingat bahwa hampur seluruh waktu belajar siswa berlangsung di
sekolah.Mereka hanya dapat belajar dengan baik apabila merasa krasan.Dan mereka
hanya krasan apabila kondisi tempat belajarnya menyenangkan. Dengan gedung
sekolah yang terawat baik, anak-anak akan merasa senang dan mempunyai
kebanggaan terhadap sekolahnya. Perlengkapan dan peralatan sekolah juga
merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan efisiensi belajar dan
mengajar. Guru tidak mungkin dapat mengajar dengan senang dan bersemangat
dengan perlengkapan kuno dan rusak, peralatan yang kurang lengkap dsb. Oleh
karena itu Pimpinan sekolah harus menaruh perhatian yang serius terhadap
perlengkapan serta peralatan sekolah.Ia harus mampu mendorong guru-guru untuk
bersama-sama memperhatikan masalah ini.
5.
Manajemen
kearsiapan
Kegiatan persuratan dan
kearsipan merupakan salah satu aspek kegiatan Manajemen yang berfungsi sebagia
dokumentasi dan perwujudan dari berbagai kegiatan penyelenggaraan sekolah yang
menjadi tanggung jawab pimpinan sekolah.Karena terdapat berbagai macam kegiatan
sekolah maka banyak pula bentuk Manajemen persuratan dan kearsipan yang harus
dikerjakan sekolah.
6.
Manajemen
keuangan/anggaran.
Keuangan
dan pembiayaan merupaakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang
efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa
lagi dalam MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan
melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana
secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Tugas manajemen keuangan
dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu financial
planning, implementation, and evaluation.Jones dalam E. Mulyasa 2002
merupakan perencanaan financial yang disebut budjeting merupakan kegiatan
mengkoordinasikan semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang
diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan.Implementation involves accounting (pelaksanaan
anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan
terjadi penyesuaian jika diperlukan. Evaluation involves merupakan proses
evaluasi terhadap pencapaian sasaran. Komponen utama manajemen keuangan
meliputi
1. Procedure anggaran.
2. Prosedur akutansi keuangan.
3. Pembelajaran, pergudangan, dan
prosedur pendistribusian.
4. Prosedur investasi.
5. Procedure pemeriksaan.
Masalah
keuangan adalah masalah yang peka.Oleh karena itu dalam mengelola bidang ini
pimpinan sekolah harus berhati-hati, jujur dan terbuka agar tidak timbul kecurigaan
baik dari staf maupun dari masyarakat atau orang tua siswa.Banyak keperluan
sekolah yang harus dibiayai, dan semakin banyak program yang direncanakan maka
semakin banyak pula biaya yang diperlukan. Dalam hal ini pimpinan sekolah harus
memiliki daya kreasi yang tinggi untuk mampu menggali dana dari berbagai
sumber.
Ada
beberapa sumber dana yang dapat diperoleh misalnya dari siswa/orang tua,
masyarakat, pemerintah/yayasan, para dermawan dsb. Sumber-sumber ini hanya
bersedia memberi sumbangan apabila nampak pada mereka adanya program-program
yang jelas, penggunaan yang efektif dan pertanggung jawaban yang baik.
Orang tua
dan masyarakat adalah sumber dana yang sangat penting, oleh karena itu
hendaknya sekolah terbuka bagi kontrol masyarakat, agar masyarakat menaruh
kepercayaan bahwa uang mereka benar-benar digunakan secara baik sesuai dengan
program yang telah ditetapkan.
7.
Manajemen
Hubungan Masyarakat atau Komunikasi Pendidikan.
Hubungan sekolah dan
masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam
memebina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam
hal ini , sekolah sebagai system sosoial merupakan bagian integral dari sisitem
social yang lebih besar yaitu masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat
bertujuan antara lain untuk:
1. memajukan kualitas pembelajaran .
2. memperkokoh
tujuan serta meningkatkan hidup danpenghidupan masyarakat.
3. menggairahkan
masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
Hubungan yang harmonis
antara sekolah dan masyarakat ini ini semakin dirasakan pentingnya pada
masyarakat yang telah menyadari dan memahami pentibgnya pendidikan bagi anak-
anak. Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa
tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan
baik dan tinggi.Sekolah adalah didalam, oleh dan untuk masyarakat. Program
sekolah hanya dapat berjalan lancar apabila mendapat dukungan masyarakat.Oleh
karena itu Pimpinan sekolah perlu terus menerus membina hubungan yang baik
antara sekolah dan masyarakat.Sekolah perlu banyak memberi informasi kepada
masyarakat tentang program-prgoram dan problem-problem yang dihadapi, agar
masyarkat mengetahui dan memahami masalah-masalah yang dihadapi sekolah.Dari
pemahaman dan pengertian ini dapat dihadapkan adanya umpan balik yang sangat
berguna bagi pengembangan program sekolah lebih lanjut.
Tambahan lagi
diharapkan pula tumbuhnya rasa simpati masyarakat terhadap program-program
sekolah, yang dapat mengundang partisipasi yang aktif masyarkat. Melalui
hubungan yang harmonis tersebut diharapkan trcapai tujuan hubungan sekolah
dengan masyarakat, yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara
produktif, efektif, dan efisien sehingga menghasilkan lulusan sekolah yang
produktif dan berkualitas
8.
Manajemen
layanan khusus lembaga pendidikan.
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen
perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah.Manajemen komponen- komponen
tersebut merupakan bagian penting dari MBS yang efektif dan efisien.Perpustakaan
yang lengkap dan dikelola dengan baik memungkinkan peserta didik untuk lebih
mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diperolehnya di kelas melalui
belajar mandiri, baik pada waktu- waktu kosong maupun dirumah.Selain itu, juga
memungkinkan guru untuk mengembangkan pengetahuan secara mandiri, dan juga
dapat mengajar dengan metode bervariasi, misalnya belajar individual.
Manajemen layanan khusus lain adalah layanan
kesehatan dan keamanan. Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan
bertanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran , tidak hanya bertugas
mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap saja, tetapi harus
menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Untuk
kepentingan tersebut , disekolah- sekolah dikembangkan program pendidikan
jasmani dan kesehatan, menyediakan pelayanan kesehatan sekolah melalui usaha
kesehatan sekolah (UKS) dan berusaha meningkatkan pelayanan melalui kerjasama
dengan unit- unit dinas kesehatan setempat. Disamping itu , sekolah juga perlu
memeberikan pelayanan keamanan kepada peserta didik dan para pegawai yang ada
di sekolah agar mereka belajar dan melaksanakan tugas dengan tenang dan nyaman.
2.3.
Tantangan manajemen sekolah.
Menurut Ali Idrus, (2011:4) dunia pendidikan
Indonesia, saat ini, setidaknya menghadapi empat tantangan besar yang kompleks,
yaitu:
1. tantangan untuk
meningkatkan nilai tambah (added value),yaitu: bagaimana meningkatkan nilai
tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas, pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan yang
berkelanjutan.
2. Tantangan untuk
melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya
transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari masyarakat yang agraris ke
masyarakat industry yang menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya
pada tuntutan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
3. Tantangan dalam
persaingan global yang semakin ketat, yaitu bagaimana meningkatkan daya saing
bangsa dalam meningkatkan karya-karya yang bermutu dan mampu bersaing sebagai
hasil penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks).
4. Munculnya
kolonialisme politik. Dengan demikian kolonialisme kini tidak lagi berbentuk
fisik, melainkan dalam bentuk informasi.
Manajemen pendidikan tidak akan pernah bisa lepas dari empat tantangan besar yang kompleks ini. Keputusan manajemen harus mempertimbangkan factor-faktor ini, dan karenanya memahami isu-isu globalisasi dalam dunia pendidikan menjadi kemestian bagi setiap para pengambil kebijakan di bidang pendidikan, baik itu di tingkat birokrat-administrator seperti menteri pendidikan, para kepala dinas, dan para manajer teknis seperti rektor, dekan, dan para kepala sekolah, dan bahkan para guru yang mengelola pembelajaran di kelas.
Manajemen pendidikan tidak akan pernah bisa lepas dari empat tantangan besar yang kompleks ini. Keputusan manajemen harus mempertimbangkan factor-faktor ini, dan karenanya memahami isu-isu globalisasi dalam dunia pendidikan menjadi kemestian bagi setiap para pengambil kebijakan di bidang pendidikan, baik itu di tingkat birokrat-administrator seperti menteri pendidikan, para kepala dinas, dan para manajer teknis seperti rektor, dekan, dan para kepala sekolah, dan bahkan para guru yang mengelola pembelajaran di kelas.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan.
Dari pembahasan materi
diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. ruang lingkup menurut objek garapan
manajemen pendidikan adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung
maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan mendidik.
2. ada
8 obyek garapan, yaitu: Menejemen Kesiswaan, Manejemen Pengajaran/Kurikulum,
Manejemen Personil/anggota, Manejemen Sarana & Prasarana/Perlengkapan, Menejemen
Kearsipan, Manejemen Keuangan/Anggaran, Manejemen Hubungan Masyarakat atau
Komunikasi Pendidikan, manajemen layanan khusus lembaga pendidikan.
3. setidaknya
menghadapi empat tantangan besar yang kompleks, yaitu: tantangan untuk
meningkatkan nilai tambah (added value),Tantangan untuk melakukan pengkajian
secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi (perubahan)
struktur masyarakat, dari masyarakat yang agraris ke masyarakat industry yang
menguasai teknologi dan informasi,Tantangan dalam persaingan global yang
semakin ketat,Munculnya kolonialisme politik.
3.2.Saran
Penyusun dapat
memeberikan saran sebaikanya sebagai calon guru harus memahami materi tentang
managemen sekolah. Dengan memahami materi tentang manajemen sekolah akan
memeberikan bekal guna menciptakan lingkuangan pendidikan yang sehat, rapi dan
dapat dipertanggungjawabkan tentang proses kepemimpinannya
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E,
2006. Manajemen Berbasis Sekolah. PT.
Remaja Rosdakarya : Bandung.
Satria rahma,
Adi. 2011.Tantangan
Menajemen Pendidikan Dan Garapan Menajemen Sekolah.
@adisatriarahma.Blogspot.com. Diakses tanggal 02 April 2014, dikases tanggal 02
Oktober 2011.www. Google.com.
No comments:
Post a Comment